Waktu buat para sufi
Waktu buat Para Sufi
jangan terpesona oleh terangnya sebuah masa Sebab bisa jadi di dalamnya mengandung kerusakan-kerusakan
Waktu adalah penanda sebuah
masa, artinya waktu merupakan sebuah tanda untuk membatasi masa. Para sufi menggambarkan
waktu seperti pedang. Sebagaimana pedang yang dapat digunakan memotong sesuatu,
maka waktu dalam arti ini ketika tidak di atur dan manajemen yang baik dapat
melewatkan seseorang dari kebenaran dan al-Haq.
Dalam sebuah riwayat, imam
Syafii berkata: ” Selama aku bersahabat dengan para sufi, aku tidak mendapatkan
kemanfaatan (utama) kecuali dua kalimat dari mereka. Aku mendengar mereka
mengatakan bahwa waktu ibarat pedang. Jika kau tidak mampu “mengendalikannya,
maka waktu akan membunuhmu ". Oleh karena itu, sibukkanlah dirimu (isi waktu)
dengan kebenaran dan al-Haq, bila tidak kau akan disibukkan dengan kebatilan.
Dalam memandang waktu (masa)
para sufi membagi menjadi empat kelompok. Pertama, ashab assawabiq, kelompok
ini merupakan seseorang yang hatinya selalu dipenuhi (dengan dan bersama) Allah
SWT. Kelompok ini meyakini bahwasanya waktu sejak zaman azali tidak dapat
berubah dan sudah ketetapan dari Alloh SWT. Maka dari itu, kelompok ini
menyibukan diri dengan ibadah dan selalu menjauhi larangan - laranganNya.
Kedua, kelompok ashab al - awaqib,
kelompok ini merupakan orang - orang yang hidupnya selalu memikirkan akhir
hayatnya. Kelompok ini berpegang teguh pada prinsip segala sesuatunya akan ada
pertanggung jawabannya di hari akhir nanti. Apakah khusnul khatimah atau justru
sebaliknya suul khatimah. Oleh karenanya, bagi kelompok ini, setiap manusia
tidak ada yang tahu kapan masa akhirnya dan konsekuensinya teruslah berbuat
kebaikan.
Janganlah kau merasa heran kepada orang-orang yang rusak dan hancur serta menanyakan bagaimana mereka rusak?. Sebaliknya, kagumlah kepada orang yang selamat bagaimana mereka memperoleh keselamatan.
Ketiga, kelompok ashab al - waqt,
kelompok ini bukan manusia yang menyibukkan diri dengan waktu azali (kodrat
penciptaan) sebagaimana kelompok sawabiq
dan juga masa yang akan dating (hari akhir) seperti kelompok awaqib. Mereka lebih memfokuskan diri
dengan menjaga waktu yang sedang dijalaninya. Kelompok ini diperumpakan seorang
al-arif (insan makrifat) adalah manusia pada zamannya. Bukan masa lalu maupun masa
depan yang akan datang.
Keempat, ashab al - haq,
kelompok yang menghabiskan waktu bersama pemilik waktu dan pemilik kebenaran,
dalam hal ini mereka tidak mempedulikan waktu. Mereka hanya mau menyibukkan
diri dengan kebenaran ( al – haq ).
Dikisahkan, di sebuah pagi
Imam Junaid al - Baghdadi berjumpa dengan sahabat sufi lainnya, Sari
As-Saqathi.
Imam Junaid : Bagaimana
(kabar) di pagi harimu ?
As-Sari : Tidak ada kabar (kebahagiaan) baik di malam
hari maupun di pagi hari buatku. Aku tidak mempedulikan panjang maupun
pendeknya sebuah malam. Ia melanjutkan, jika engkau sudah bersama Tuhanmu, maka
kau tak akan merasakan adanya siang maupun malam.
Kelompok keempat berpedoman
tidak adanya sebuah waktu atau masa karena ketika sudah bersama sang pencipta waktu maka waktu semua sama
hanya untuk beribadah kepada pemiliknya.
Demikianlah para sufi menjelaskan
mengenai waktu, Bagaimanakah dengan kita, dari keempat kelompok ini, termasuk
yang mana atau tidak termasuk sama sekali di dalamnya?
Wallohu 'alam bisshowab
0 Comments
Post a Comment