Muslimat NU Pati berduka
Hj Yuhanidz Fayumi Munji,
Ibunda Dra Badriyah Fayumi, Abdullah Umar Fayumi, Ismail Fayumi, dan putra putri beliau yg lain, kembali ke hadirat Allah SWT pada Selasa, 7 Rabiul Akhir 1439 H./ 26 Desember 2017. pukul 14.00 Wib.
Istri KH Ahmad Fayumi Munji ini adalah aktivis NU tulen. Beliau pernah menjadi Ketua Muslimat NU Pati dan sampai akhir hayatnya beliau menjadi sesepuh dan konsultan Muslimat NU Pati.
Selamat kurang lebih 3 tahun di PP Raudlatul Ulum Kajen yg diasuh KH A Fayumi Munji dan Ibu Nyai Yuhanidz Fayumi, dari tahun 1995-1998, penulis bersaksi bahwa Bu Nyai Hj Yuhanidz Fayumi adalah orang baik, orang baik, dan orang baik.
Beliau sosok pemimpin yg merakyat, ngopeni para santri, menanyakan hal hal rinci kpd santri, dan selalu memberikan solusi problem santri.
Beliau orang yg santun, jauh dari sifat marah. Kelembutan dan keramahannya dirasakan oleh para santri. Beliau ngemong para santri dgn penuh keakraban dan kesahajaan. Jauh dari kesan mendekte, menekan, dan sejenisnya.
Beliau memperhatikan alumni pesantren, sering menanyakan kabar mereka, berkunjung ke rumah mereka, dan mencarikan solusi problem mereka, misalnya masalah pernikahan, dan lain lain.
Ketika alumni pondok mengadakan idarah pengajian yg diasuh KH Abdullah Umar Fayumi, beliau aktif mengikutinya seperti anak muda yg tidak mengenal lelah dan penuh energi dalam thalabul Ilmi. Beliau ingin membina shilaturrahim dan memberikan teladan para santri bahwa thalabul Ilmi tidak mengenal status dan usia, sepanjang hayat masih di kandungan badan, thalabul Ilmi wajib hukumnya.
Selain seorang aktivis, Bu Nyai juga adalah muballighah, juru dakwah yg keliling ke banyak tempat untuk menyampaikan ajaran ajaran Allah kpd para santri dan masyarakat. Beliau begitu fashih menjelaskan ajaran Islam kepada masyarakat awam yg butuh perhatian dan asupan gizi ilmu yg matang.
Sebagai ketua Muslimat NU Pati, beliau sering bersinggungan dengan politik. Namun beliau selalu memposisikan NU sebagai jam'iyah yg konsisten dengan khittah sebagai pedoman berpikir dan mengambil keputusan organisasi.
Persaudaraan dan pertemanannya dgn para aktivis Muslimat sangat baik, khususnya kpd Ibu Hj Nafisah Sahal, istri KH Sahal Mahfudh. Sebagai ibu Pengasuh pondok, kemampuan Bu Nyai dlm mengaji kitab kuning luar biasa, beliau membaca dan menjelaskan makna kitab kuning dengan lancar dan memahamkan para santri.
Di akhir hayatnya, ketika penulis sowan, beliau hanya minta satu, "dongakno aku supoyo Husnul khatimah" doakan aku supaya mendapatkan Husnul khatimah.
Seluruh santri, masyarakat, dan bangsa ini mendoakan Bu Nyai semoga mendapatkan Husnul khatimah yg dilambari dengan maghfirah dan rahmah Allah Swt.
Mohon maaf Bu Nyai atas segala dosa dan kesalahan kami kepada Panjenengan yg tidak terhitung, kemalasan kami dlm shilaturrahim, dan hal hal lain yg tidak berkenan di hati Bu Nyai.
Ila ruuhi Bu Hj Yuhanidz Fayumi wa ila ruuhi KH Ahmad Fayumi Munji, lahumaa Al -faatihah
Amiin ya Rabbal Alamiin
*Jamal Makmur Asmani*
Pasucen, Selasa, 7 Rabiul Akhir 1439 H/ 26 Desember 2017
Ibunda Dra Badriyah Fayumi, Abdullah Umar Fayumi, Ismail Fayumi, dan putra putri beliau yg lain, kembali ke hadirat Allah SWT pada Selasa, 7 Rabiul Akhir 1439 H./ 26 Desember 2017. pukul 14.00 Wib.
Istri KH Ahmad Fayumi Munji ini adalah aktivis NU tulen. Beliau pernah menjadi Ketua Muslimat NU Pati dan sampai akhir hayatnya beliau menjadi sesepuh dan konsultan Muslimat NU Pati.
Selamat kurang lebih 3 tahun di PP Raudlatul Ulum Kajen yg diasuh KH A Fayumi Munji dan Ibu Nyai Yuhanidz Fayumi, dari tahun 1995-1998, penulis bersaksi bahwa Bu Nyai Hj Yuhanidz Fayumi adalah orang baik, orang baik, dan orang baik.
Beliau sosok pemimpin yg merakyat, ngopeni para santri, menanyakan hal hal rinci kpd santri, dan selalu memberikan solusi problem santri.
Beliau orang yg santun, jauh dari sifat marah. Kelembutan dan keramahannya dirasakan oleh para santri. Beliau ngemong para santri dgn penuh keakraban dan kesahajaan. Jauh dari kesan mendekte, menekan, dan sejenisnya.
Beliau memperhatikan alumni pesantren, sering menanyakan kabar mereka, berkunjung ke rumah mereka, dan mencarikan solusi problem mereka, misalnya masalah pernikahan, dan lain lain.
Ketika alumni pondok mengadakan idarah pengajian yg diasuh KH Abdullah Umar Fayumi, beliau aktif mengikutinya seperti anak muda yg tidak mengenal lelah dan penuh energi dalam thalabul Ilmi. Beliau ingin membina shilaturrahim dan memberikan teladan para santri bahwa thalabul Ilmi tidak mengenal status dan usia, sepanjang hayat masih di kandungan badan, thalabul Ilmi wajib hukumnya.
Selain seorang aktivis, Bu Nyai juga adalah muballighah, juru dakwah yg keliling ke banyak tempat untuk menyampaikan ajaran ajaran Allah kpd para santri dan masyarakat. Beliau begitu fashih menjelaskan ajaran Islam kepada masyarakat awam yg butuh perhatian dan asupan gizi ilmu yg matang.
Sebagai ketua Muslimat NU Pati, beliau sering bersinggungan dengan politik. Namun beliau selalu memposisikan NU sebagai jam'iyah yg konsisten dengan khittah sebagai pedoman berpikir dan mengambil keputusan organisasi.
Persaudaraan dan pertemanannya dgn para aktivis Muslimat sangat baik, khususnya kpd Ibu Hj Nafisah Sahal, istri KH Sahal Mahfudh. Sebagai ibu Pengasuh pondok, kemampuan Bu Nyai dlm mengaji kitab kuning luar biasa, beliau membaca dan menjelaskan makna kitab kuning dengan lancar dan memahamkan para santri.
Di akhir hayatnya, ketika penulis sowan, beliau hanya minta satu, "dongakno aku supoyo Husnul khatimah" doakan aku supaya mendapatkan Husnul khatimah.
Seluruh santri, masyarakat, dan bangsa ini mendoakan Bu Nyai semoga mendapatkan Husnul khatimah yg dilambari dengan maghfirah dan rahmah Allah Swt.
Mohon maaf Bu Nyai atas segala dosa dan kesalahan kami kepada Panjenengan yg tidak terhitung, kemalasan kami dlm shilaturrahim, dan hal hal lain yg tidak berkenan di hati Bu Nyai.
Ila ruuhi Bu Hj Yuhanidz Fayumi wa ila ruuhi KH Ahmad Fayumi Munji, lahumaa Al -faatihah
Amiin ya Rabbal Alamiin
*Jamal Makmur Asmani*
Pasucen, Selasa, 7 Rabiul Akhir 1439 H/ 26 Desember 2017
0 Comments
Post a Comment