Warga Cilacap di Instruksikan ronda siaga bencana di akhir tahun 2017
Cilacap – Kilat Cilacap, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Cilacap memperkirakan musim hujan berakhir pada Desember 2017 sampai Januari 2018.
Sesuai dengan peringatan dini BMKG Cilacap curah hujan ekstrem di atas 500 milimeter dapat memicu bencana alam di beberapa daerah yang dianggap sebagai daerah paling berisiko bencana di Provinsi Jawa Tengah dan nomor 17 di Indonesia.
Oleh sebab itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap mewajibkan desa - desa pada zona merah rawan longsor untuk menyelenggarakan ronda siaga bencana menjelang Natal dan tahun baru 2018.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap, Tri Komara Sidhy mengatakan puncak musim hujan cenderung dapat beresiko bencana, baik berupa banjir bandang, banjir rendaman, dan tanah longsor di sejumlah titik xona merah.
Menurut dia, paling dikhawatirkan adalah terjadinya bencana tanah longsor. Pasalnya, longsor lebih berpotensi menyebabkan korban jiwa dan paling sering terjadi di Cilacap, tegasnya.
Di Cilacap, ada lima kecamatan yang berkategori zona merah rawan longsor, diantaranya adalah Kecamatan Karangpucung, Cimanggu, Majenang, Wanareja, dan Dayeuhluhur.
Beliau menjelaskan, mitigasi bencana yang paling memungkinkan adalah dengan memperhatikan kondisi alam dan cuaca. Masyarakat bisa memulainya secara swadaya dengan ronda siaga kebencanaan. Ronda siaga kebencanaan dapat dilakukan bersama dengan ronda keamanan lingkungan untuk menghalau kejahatan atau kriminalitas, seperti maling dan lain lain.
Dari lima kecamatan zona merah rawan longsor, beberapa kampung atau desa di antaranya bahkan harus dikosongkan lantaran longsor telah meraup rumah dan membahayakan keselamatan penduduk. Salah satunya, Dusun Jatiluhur, Desa Padangjaya, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap.
Dusun Jatiluhur, sebanyak 24 rumah telah hancur dan tak lagi bisa dihuni. Sebanyak 26 kepala keluarga tinggal menunggu direlokasi pemerintah. Sebagian tinggal di rumah hunian sementara, adapun lainnya mengungsi di rumah sanak saudara yang berada di luar zona longsor seluas empat heaktare.
Ia juga mengimbau agar warga memprioritaskan kelompok rentan, seperti bayi, anak-anak, ibu hamil, orang lanjut usia dan penyandang difabilitas. Saat terjadi hujan lebat, warga di daerah bencana harus secepatnya diungsikan minimal mencari tempat yang lebih nyaman.
"Terutama balita dan anak-anak harus diutamakan untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Pada Desember 2017, BPBD Cilacap juga sudah memasang sebanyak 223 rambu peringatan dan petunjuk jalur evakuasi di daerah rawan bencana untuk memudahkan proses evakuasi. Peringatan itu meliputi bahaya longsor, retakan tanah, rawan gerakan tanah, dan bahaya banjir.
Rambu-rambu peringatan sudah dipasang di wilayah pegunungan, tebing, dataran tinggi, jalan-jalan yang rawan longsor terbanyak di lima kecamatan yang teridentifikasi sebagai zona merah rawan bencana tanah longsor.
Prakirawan BMKG Cilacap, Rusdiana Intan Azhari sebelum ini mengatakan bahwa periode Desember 2017-2018 nanti berpotensi terjadi cuaca ekstrem. Rincinya, berupa hujan lebat lebih dari 500 milimeter yang disertai angin kencang atau petir.
Baca Juga :
Baca Juga :
0 Comments
Post a Comment