Gus Mus, Takbir kok jadi alat kampanye

Tuhan kok diajak kampanye

Di tahun-tahun politik, biasanya banyak oknum yang membawa nama Tuhan dalam kampanye politik untuk mencapai tujuan kekuasaan. Ironisnya, hal itu dilakukan secara terang-terangan di depan publik, bahkan tak jarang pekik takbir digaungkan untuk memancing glorifikasi masa yang seolah-olah membenarkan kepentingan politiknya.

Cara kampanye semacam itu menurut KH Mustofa Bisri atau akrab disapa Gus Mus, merupakan cara kampanye yang memalukan. Takbir dalam pandangan Gus Mus adalah membesarkan Allah dan mengecilkan apa-apa selainNya. Membawa takbir ke dalam kepentingan politik, sama saja mengecilkan kebesaran Allah Swt.

“Perkara pilkada, pilpres membawa-bawa nama Gusti Allah segala, ini memalukan. Rumangsane (dikira) Gusti Allah itu apa?,” ucap Gus Mus di kediamannya, Rembang, Jawa Tengah (10/8) .

Menurut Gus Mus, mencatut nama Tuhan dalam politik merupakan tindakan yang berlebih-lebihan. Berlebihan membesarkan dirinya sendiri sehingga lupa betapa agung dan besarnya Allah Swt. “Mengucapkan takbir Allahu Akbar, tetapi tidak mengerti besarnya Gusti Allah,” jelas Kiai yang pernah menjadi Rais Aam PBNU 2014-2015 itu.

Gus Mus merasa heran terhadap oknum yang memekikkan takbir, tetapi hanya untuk kepentingan politik semata. “Kalau manusia mengetahui besarnya Allah, maka makhluk lain itu sangat kecil sekali, mendongak saja tidak bakal berani. Terus yang dibesarkan Gusti Allah atau dirinya sendiri?,” tegas Gus Mus.

Oleh karena itu, Gus Mus menyarankan agar menjalani hidup cuku sederhana saja, tidak perlu berlebih-lebihan. Dunia hanya kehidupan sementara, sedangkan akhirat adalah sebenar-benarnya kehidupan. “Jangan berlebih-lebihan, sederhana saja hidup itu. Di dunia tidak ada yang perlu dingototi, tidak ada, yang perlu dingototi akhirat,” pungkas Gus Mus.

Artikel Lain

0 Comments

Post a Comment

Disqus