Pesan gus mus kepada gus yahya sebelum jihad di Israel
Foto K.H Yahya Staquf Cholil, K.H Mustofa Bisri dan K.H Maimoen Zubair |
REMBANG-kilatcilacap.com Terkait diplomasi internasional yang dilakukan KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) ke Israel, banyak kontroversi di masyarakat. Banyak yang memosisikan Gus Yahya sebagai perjuangan kemanusiaan, tidak sedikit dari “warga sebelah” yang selalu nyinyir dan menghujat Gus Yahya. Lihat saja sosok Fadli Zon dan Hidayat Nur Wahid dan berbagai jaringan politik keduanya tiada henti menghina Gus Yahya.
Dari sini, KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) sebagai paman Gus Yahya memberikan pernyataan penting. Pernyataan Gus Mus yang diunggah di facebook, Ahad dini hari (17/06) ini sekaligus menjadi jawaban bagi publik. Jangan mudah buruk sangka (su’udzon) terkait sesuatu sebelum mengetahui secara detail. Simak tulisan Gus Mus selengkapnya:
Dari Khotbah Ied hingga ‘Khotbah’nya Yahya
Tradisi salat ‘Ied di Pondok Pesantren kami di Leteh Rembang, khotbahnya hanya menggunakan bahasa Arab, tanpa diterjemahkan.
Setelah ayahku KH. Bisri Mustofa dan kakakku KH. Cholil Bisri –rahimahumäLlãhu– wafat, yang selalu bertindak sebagai imam dan khatib: putera KH. Cholil Bisri, anak (keponakan)ku Yahya Cholil Staquf. Tahun ini karena Yahya sedang di Israel, maka yang menggantikan sebagai imam dan khatib: anak(menantu)ku Ulil Abshar Abdalla. (untuk menyimak khotbahnya silakan membuka Youtube).
Setelah selama ini –sejak mahasiswa– dalam membela Palestina, Yahya hanya ikut menembakkan sumpah-serapah dan caci-maki kepada Israel melalui tulisan-tulisan, diskusi-diskusi, dan acara-acara Solidaritas Palestina lainnya, dia ingin langsung nglurug dan mengkhotbahi orang Israel yang selama ini seperti tak mengenal apa yang namanya rahmah, kasih-sayang.
Waktu pamitan, aku mengingatkan kepadanya untuk meletakkan sikap keberpihakan NU sejak berdirinya –kepada perjuangan Bangsa Palestina– sebagai landasan upaya/’khotbah’-nya di Israel.
Lalu kupesankan: Tata hatimu, tata niatmu, dan tawakkallah kepada Allah. Wakafã biLlãhi wakiilä.
Lalu kupesankan: Tata hatimu, tata niatmu, dan tawakkallah kepada Allah. Wakafã biLlãhi wakiilä.
Alhamdulillah, dia benar-benar melaksanakan apa yang dia tekadkan, mengkhotbahi orang Israel di tempatnya dengan landasan sikap keberpihakan kepada Perjuangan Bangsa Palestina.
‘Berkhotbah’ bahasa Inggris tentang rahmahnya Islam seperti Yahya, pasti banyak yang bisa dan bahkan jauh lebih bagus. Tapi Yahya sudah membuktikan apa yang bisa dia lakukan.
0 Comments
Post a Comment