58 Tahun PMII : PMII kembali ke garis massa

Harlah PMII 58

Wahai sahabat-sahabat Kader PMII
Wahai orang-orang yg sadar.
Wahai orang-orang yg masih mempunyai akal sehat dan hati nurani…
Wahai orang-orang yang masih berjuang bersama mustadafin.
Ketahuilah, 58 Tahun sudah PMII berkibar di bumi Indonesia,  dalam rentang waktu yang Panjang itu  PMII ikut andil Mewarnai perjuangan bangsa ini,
 Kini setelah PMII menjadi salah satu organisasi mahasiswa yang besar,  dan banyak kader kader PMII yang menduduki jabatan strategis Negara,  PMII sebagai motor gerakan seolah-olah lenyap dalam perjuangan-perjuangan rakyat,  padahal kita tahu bersama, bagaimana Negara kita kini dalam keadaan darurat demokrasi dan sedang mempertontonkan ketidak adilan;  Penggusuran besar-besaran terhadap rakyat kecil,  perampasan ruang hidup rakyat di berbagai belahan Indonesia (kasus rencana bandara NYIA, Pabrik semen Rembang,  Reklamasi Jakarta misalnya)  tercekiknya rakyat kecil atas kenaikan BBM tak juga membuat PMII sebagai organisasi Besar bersikap.
Pertanyaannya, apakah kita akan berdiam saja melihat penindasan ini ? Apakah kita rela kesewenangan merajalela?
TIDAK, TIDAK Sahabatku. Kita harus bersuara mengingatkan sahabat-sahabat kita itu , kita harus berbuat, kita harus katakan dengan tegas bahwa Rakyat dan keadilan tidak boleh roboh,  PMII harus kembali Ke Massanya yaitu Rakyat yang ditindas.
Maka dari itu, kami mengundang anda sekalian wahai sahabat-sahabat Kader PMII , untuk turun kejalan mengukuti Aksi Refleksi 58 Tahun PMII;  kembali Ke Massa, tutur Syauqi Ketua Komisariat PMII UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
tuntutan:
   1. PMII Harus terlibat secara Aktif dalam perjuangan-perjuangan masyarakat.
   2. PMII harus menjaga Sikap independensi dari Pengusa dan partai Politik. Sebagaimana dalam spirit Deklarasi Tawangmangu.
   3. PB PMII,  selaku pimpinan tinggi dalam PMII Harus sering Turun Ke Masyarakat yang sedang didzolimi, dan menyampaikan suara masyarakat terhadap Penguasa.
   4. Dalam Rezim infrastruktur nawa cita,  yang memprioritaskan pembangunan dari pinggir, yang tidak berkeadilan.  Mengakibatkan banyaknya masayarakat pinggiran yang terdzolimi, (petani,  nelayan dan masyarakat pinggiran lainnya), PMII harus memprioritaskan kan dan menyeru Kader-kader PMII menjadi garda depan masyarakat pinggiran dalam menghalau kepentingan Pemodal di masing masing wilayahnya.
Ini adalah Aksi Solidaritas yg damai, berangkat dari dorongan moral, kejernihan  fikiran, dan kesucian nurani.

Artikel Lain

0 Comments

Post a Comment

Disqus